Tuesday, October 6, 2009

MOTIVASI KETENANGAN JIWA DAN KEJAYAAN

Firman Allah dalam surah Al-Ma’aarij dari ayat 19-35 yang bermaksud:

Sesungguhnya manusia di jadikan bersifat keluh kesah,

Apabila dia ditimpa kejahatan, dia keluh kesah,

Dan apabila dia mendapat kebaikan (harta), dia enggan bersedekah,

Kecuali orang-orang yang sembahyang,

Yang mereka itu berkekalan (melakukan) sembahyang,

Dan orang-orang yang dalam hartanya ada hak yang tertentu,

Untuk orang yang meminta dan orang miskin yang tidak mahu meminta,

Dan orang-orang yang membenarkan hari pembalasan,

Dan orang-orang yang takut akan siksa Tuhan mereka,

Sesungguhnya siksa Tuhan mereka tiada dapat diamani (amat ditakuti)

Dan lagi orang-orang yang memeliharakan kehormatannya (tidak berzina)

Kecuali terhadap isterinya atau hamba sahaya yang dimilikinya, maka sesungguhnya

mereka tiada dicela.

Barang siapa yang menuntut lain daripada itu, maka mereka itu orang-orang yang

melampaui batas,

Dan orang-orang yang memelihara amanah dan janji mereka,

Dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.

Mereka itulah dalam syurga, mendapat kemuliaan.

Peringatan yang serupa oleh Allah SWT juga dalam surah Al-Mukminun ayat 1-11:

Sesungguhnya telah menang orang-orang yang beriman,

Iaitu mereka yang khusyu’ dalam sembahyangnya,

Dan mereka yang berpaling dari perkataan yang tiada berguna,

Dan mereka yang mengeluarkan zakat,

Dan mereka yang menjaga kehormatannya,

Kecuali terhadap isterinya atau hamba sahayanya, maka mereka itu tiada dicela,

Barang siapa mencari di luar daripada itu, adalah mereka melampaui batas,

Dan (yang menang juga) mereka yang memelihara amanah dan menepati janji,

Dan mereka yang memeliharakan sembahyangnya.

Mereka itulah orang-orang yang mempusakai,

Yang mempusakai syurga Firdaus, sedang mereka kekal didalamnya.

Umumnya manusia itu bersifat keluh kesah bila ditimpa bahaya dan malapetaka. Namun mereka bersifat bakhil dan kikir bila mendapat kejayaan kecuali:

Orang-orang yang tetap mengerjakan sembahyang, yang sebenar-benarnya sembahyang, bukan semata-mata tegak, rukuk dan sujud sedang hatinya melayang kesana kemari tidak mengadap Allah. Ayat-ayat ini membuktikan betapa besarnya hikmah sembahyang (kepentingan sembahyang diulang 2x dalam kedua-dua surah) untuk memperbaiki budi pekerti seseorang; betapa penganut Islam yang teguh pasti mempunyai karakter yang terpuji, disegani dan dihormati.

SITI JUWAIRAH ABDUL WAHAB
Ahli Psikoterapi Alternatif
sitijuwairah@gmail.com